Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang dapat
menyebabkan seseorang cenderung mudah percaya pada hoax.
“Orang lebih cenderung
percaya hoax jika informasinya sesuai dengan opini atau sikap yang dimiliki.
Misal seseorang memang sudah tidak setuju terhadap kelompok tertentu, produk,
atau kebijakan tertentu. Ketika ada informasi yang dapat mengafirmasi opini dan
sikapnya tersebut, maka ia mudah percaya,” ujar Laras Sekarasih, PhD, dosen
Psikologi Media dari Universitas Indonesia.
Hal tersebut, menurut
Laras, juga berlaku pada kondisi sebaliknya. Seseorang yang terlalu suka
terhadap kelompok, produk, dan kebijakan tertentu, jika menerima informasi yang
sesuai dengan apa yang ia percayai, maka keinginan untuk melakukan pengecekan
kebenaran terlebih dahulu menjadi berkurang.
Secara natural,
perasaan positif akan timbul di dalam diri seseorang ketika ada yang
mengafirmasi apa yang dipercayai. Perasaan terafirmasi tersebut juga menjadi
pemicu seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoax ke pihak lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar